Piaget lahir di Neuchatel, sebuah kota universitas kecil di Swiss, dimana ayahnya adalah sejarawan abad pertengahan di universitas tersebut. Piaget (1952), melukiskan ayahnya sebagai pemikir yang cermat dan sistematis. Ibunya, sebaliknya, sangat emosional, sehingga tingkah lakunya sering menciptakan ketegangan di dalam keluarga. Piaget meneruskan cara-cara belajar sang ayah dan menemukan tempat pelarian paling tepat dari konflik keluarga dengan menyendiri di dalam penelitian.
Sejak kecil, Piaget menunjukkan kemampuan sebagai ilmuwan yang sangat menjanjikan di masa depan. Pada usia 10 tahun, dia menerbiatkan sebuah artikel tentang burung albino yang dilihatnya di taman. Ketika masih bersekolah di SMTU, penelitiannya tentang kerang (moluska) membawanya berkenalan dengan para kolega dari luar negeri dan sebuah tawaran kerja sebagai kurator sebuah museum yang kemudian dibatalkan mengingat usianya belum cukup.
Pada usia 15 tahun Piaget mengalami krisis intelektual yang membuatnya sadar bahwa keyakinan agama dan filosofisnya kekuarangan fondasi ilmiah. Hal ini membuatnya mencari cara untuk mengawinkan filsafat dengan sains.
0 comments:
Post a Comment