Semasa hidupnya Mead memainkan peranan penting dalam
membangun perspektif dari Mahzab Chicago, dimana memfokuskan dalam memahami suatu
interaksi perilaku sosial. Mead tertarik pada interaksi, dimana isyarat non
verbal dan makna dari suatu pesan verbal, akan mempengaruhi pikiran orang yang
sedang berinteraksi. Dalam terminologi yang dipikirkan Mead, setiap isyarat non
verbal (seperti body language, gerak fisik, baju, status, dll) dan pesan verbal
(seperti kata-kata, suara, dll) yang dimaknai berdasarkan kesepakatan bersama
oleh semua pihak yang terlibat dalam suatu interaksi merupakan satu bentuk
simbol yang mempunyai arti yang sangat penting (a significant symbol).
Selain Mead, diantara tokoh lain yang mengembangkan
teori interaksionis simbolik adalah John Dewey, Robert E. Park, William James,
Charles Horton Cooley, Ernest Burgess, James Mark Baldwin Generasi setelah Mead
merupakan awal perkembangan interaksi simbolik, dimana pada saat itu dasar
pemikiran Mead terpecah menjadi dua Mahzab (School), dimana kedua mahzab
tersebut berbeda dalam hal metodologi, yaitu (1) Mahzab Chicago (Chicago
School) yang dipelopori oleh Herbert Blumer, dan (2) Mahzab Iowa (Iowa School)
yang dipelopori oleh Manfred Kuhn dan Kimball Young.
Mahzab Chicago yang dipelopori oleh Herbert Blumer
(pada tahun 1969 yang mencetuskan nama interaksi simbolik) dan mahasiswanya,
Blumer melanjutkan penelitian yang telah dilakukan oleh Mead. Blumer melakukan
pendekatan kualitatif, dimana menyakini bahwa studi tentang manusia tidak bisa
disamakan dengan studi terhadap benda mati. Blumer beranggapan peneliti perlu
meletakkan empatinya dengan pokok materi yang akan dikaji, berusaha memasuki
pengalaman objek yang diteliti, dan berusaha untuk memahami nilai-nilai yang
dimiliki dari tiap individu.
Orang-orang dibalik Munculnya
Interaksi Simbolik Mead
1.
George Herbert Mead, sangat tekun mempelajari
dan mendalami pemikiran dari Charles Darwin, meskipun dia bukan termasuk
darwinisme sosial yang mana merupakan unsur paling penting dalam perspektif
ilmu sosial, tetapi Mead sangat mengagumi konsep tentang evolusi Darwin karena
konsep tersebut dianggap Mead sebagai petunjuk dengan menekankan pada proses,
perubahan, ketidakstabilan dan perkembangan sebagai esensi dari sebuah
kehidupan sosial. Mead menerima prinsip Darwin bahwa organisme terus menerus
terlibat dalam usaha menyesuaikan diri dengan lingkungannya, dan lewat dari
proses inilah karakter dari suatu organisme mengalami proses perubahan yang
terus menerus atau dinamis.
2.
George Herbert Mead juga diilhami oleh para tokoh
filsafat dan psikologi seperti William James dimana James adalah orang
pertama yang mengembangkan konsep “self” diri secara jelas. Menurut James,
manusia mempunyai kemampuan untuk melihat dirinya sebagai obyek dan dalam
kemampuan itu, manusia bisa mengembangkan sikap dan perasaan terhadap dirinya
sendiri. Ia juga dapat membentuk tanggapan terhadap perasaan dan sikap
tersebut.
3.
John
Dewey yang merupakan pendukung utama pragmatisme Mead. Dewey memusatkan
perhatian pada proses penyesuaian manusia terhadap dunia. Keunikan manusia
muncul dari proses penyesuaian diri dengan kondisi hidupnya. Dewey menegaskan
bahwa yang unik dalam diri manusia adalah kemampuannya untuk berpikir. Konsep
Dewey tentang pikiran sebagai suatu proses penyesuaian diri dengan
lingkunganlah yang mempengaruhi Mead. George Herbert Mead terinspirasi dengan
konsep dari dua filsuf tersebut dikarenakan Mead mempunyai intensitas kedekatan
yang cukup sering dengan aliran psikologi khususnya behaviorisme. George
Herbert Mead tidak memahami behaviorisme sekedar mereduksi hubungan sosial
sebagai rumus stimulus dan respon, melainkan Mead menjelaskannya dalan konteks
yang lebih luas dari pada itu.
4.
Selain itu, George Herbert Mead juga dipengaruhi
oleh Max Weber dengan teorinya tentang
Interaksi dan Tindakan.
Berdasarkan dari keseluruhan konsep serta hasil dari tokoh – tokoh
tersebutlah George Herbert Mead dapat mengemukakan konsep tentang
Interaksionisme Simbolik yang merupakan reduksi ulang serta pengembangan dari
konsep konsep tersebut.
TEORI INTERAKSI SIMBOLIK GEORGE H.
MEAD
Secara substantive, teori Mead setuju dengan keutamaan dan prioritas
dunia sosial. Yakni, dari dunia sosiallah kesadaran, pikiran, diri dan
seterusnya, muncul. Unit yang paling dasar didalam teori sosialnya ialah
tindakan yang mencakup empat tahap yang berhubungan secara dialektis-impuls,
persepsi, manipulasi dan penyelesaian. Suatu tindakan sosial meliputi dua atau lebih orang, dan mekanisme dasar tindakan
sosial adalah gerak isyarat.[1]
Interaksi simbolik ada karena ide-ide dasar dalam
membentuk makna yang berasal dari pikiran manusia (Mind) mengenai diri (Self),
dan hubungannya di tengah interaksi sosial, dan tujuan bertujuan akhir untuk
memediasi, serta menginterpretasi makna di tengah masyarakat (Society) dimana
individu tersebut menetap. Makna itu berasal dari interaksi, dan tidak ada cara
lain untuk membentuk makna, selain dengan membangun hubungan dengan individu
lain melalui interaksi.
Definisi singkat dari ke tiga ide dasar dari interaksi simbolik, antara
lain:
1)
Pikiran (Mind) adalah kemampuan untuk
menggunakan simbol yang mempunyai makna sosial yang sama, dimana tiap individu
harus mengembangkan pikiran mereka melalui interaksi dengan individu lain.
2)
Diri (Self) adalah kemampuan untuk merefleksikan
diri tiap individu dari penilaian sudut pandang atau pendapat orang lain, dan
teori interaksionisme simbolis adalah salah satu cabang dalam teori sosiologi
yang mengemukakan tentang diri sendiri (the-self) dan dunia luarnya, dan
3)
Masyarakat (Society) adalah jejaring hubungan
sosial yang diciptakan, dibangun, dan dikonstruksikan oleh tiap individu
ditengah masyarakat, dan tiap individu tersebut terlibat dalam perilaku yang
mereka pilih secara aktif dan sukarela, yang pada akhirnya mengantarkan manusia
dalam proses pengambilan peran di tengah masyarakatnya.
”Mind, Self and Society” merupakan karya George Harbert Mead yang paling
terkenal dimana dalam buku tersebut memfokuskan pada tiga tema konsep dan
asumsi yang dibutuhkan untuk menyusun diskusi mengenai teori interaksi
simbolik.
Tiga tema konsep pemikiran George Herbert Mead yang
mendasari interaksi simbolik antara lain:
- Pentingnya makna bagi perilaku manusia,
- Pentingnya konsep mengenai diri,
- Hubungan antara individu dengan masyarakat.
IMPLIKASI DALAM ILMU/TEORI
1.
Perspektif interaksional merupakan salah satu
implikasi lain dari interaksi simbolik, dimana dalam mempelajari interaksi
sosial yang ada perlu digunakan pendekatan tertentu, yang lebih kita kenal
sebagai perspektif interaksional. Perspektif ini menekankan pada pendekatan
untuk mempelajari lebih jauh dari interaksi sosial masyarakat, dan mengacu dari
penggunaan simbol-simbol yang pada akhirnya akan dimaknai secara kesepakatan
bersama oleh masyarakat dalam interaksi sosial mereka.
2.
Konstruksi sosial (Social construction)
merupakan implikasi berikutnya dari interaksi simbolik yang merupakan buah
karya Alfred Schutz, Peter Berger, dan Thomas Luckmann, dimana konstruksi
sosial melihat individu yang melakukan proses komunikasi untuk menafsirkan
peristiwa dan membagi penafsiran-penafsiran tersebut dengan orang lain, dan
realitas dibangun secara sosial melalui komunikasi.
3.
Teori peran (Role Theory) merupakan implikasi
selanjutnya dari interaksi simbolik menurut pandangan Mead. dimana, salah satu
aktivitas paling penting yang dilakukan manusia setelah proses pemikiran
(thought) adalah pengambilan peran (role taking). Teori peran menekankan pada
kemampuan individu secara simbolik dalam menempatkan diri diantara individu
lainnya ditengah interaksi sosial masyarakat.
4.
Teori diri (Self theory) dalam sudut pandang
konsep diri, merupakan bentuk kepedulian dari Ron HarrÄ›, dimana diri
dikonstruksikan oleh sebuah teori pribadi (diri). Artinya, individu dalam
belajar untuk memahami diri dengan menggunakan sebuah teori yang
mendefinisikannya, sehingga pemikiran seseorang tentang diri sebagai person
merupakan sebuah konsep yang diturunkan dari gagasan-gagasan tentang personhood
yang diungkapkan melalui proses komunikasi.
5.
Teori dramatisme (Dramatism theory) merupakan
implikasi yang terakhir yang akan dipaparkan oleh penulis, dimana teori
dramatisme ini merupakan teori komunikasi yang dipengaruhi oleh interaksi
simbolik, dan tokoh yang menggemukakan teori ini adalah Kenneth Burke (1968).
Teori ini memfokuskan pada diri dalam suatu peristiwa yang ada dengan
menggunakan simbol komunikasi. Dramatisme memandang manusia sebagai tokoh yang
sedang memainkan peran mereka, dan proses komunikasi atau penggunaan pesan
dianggap sebagai perilaku yang pada akhirnya membentuk cerita tertentu.
KESIMPULAN
Sebenarnya untuk memahami teori simbolik yang
dicetuskan oleh Mead secara sederhana kita bisa melihat masing-masing diri kita
ketika berinteraksi dengan individu-individu lain. Sebagai manusia atau
individu tidak bisa dilepaskan dari lingkungan yang juga dipenuhi dengan
simbol-simbol. Baik ketika mengungkapkan kepada yang lain ataupun saat menerima
simbol dari yang lain dalam bentuk verbal dan non verbal. Inilah yang dikatakan
oleh Mead bahwa manusia berbeda dengan binatang, karena manusia mampu
mengungkapkan simbol kepada yang lain secara unik.
Self, Mind dan
Sosiety adalah karya terbesar George Herbert Mead dalam melihat masyarakat
dari sudut pandang interaksi. Mead mengungkapkan bahwa hal mendasar yang
membedakan manusia dan binatang, adalah manusia mempunyai kemampuan berfikir
sebelum merespon sesuatu. Kemampuan manusia untuk berfikir dibentuk melalui
interaksi sosial, dan dari kondisi tersebut manusia dimampukan mempelajari arti
dan makna simbol dari yang lain. Bahkan manusia mempunyai kemampuan untuk
mengubah simbol yang mereka gunakan.
Ciri Khas dari teori interaksi simbolik ini adalah
terletak pada penekanan manusia dalam proses saling menterjemahkan, dan saling
mendefinisikan tindakannya, yang didasarkan pada pemahaman akan makna yang
diberikan terhadap tindakan orang lain. Penggunaan terhadap simbol-simbol,
pemahaman melalui interpretasi masing-masing individu memungkinkan
masing-masing mencapai kesepakatan bersama.
Secara substansi, teori Mead setuju dengan keutamaan
dam priorotas dunia sosial. Yakni, dari sosiallah kesadaran, pikiran diri, dan
seterusnya muncul. Unit yang paling dasar didalam teori sosialnya ialah
tindakan, yang mencakup empat tahap yang berhubungan secara dialektis-impuls,
persepsi, manipulasi dan penyelesaian.
DAFTAR PUSTAKA
Mulyana, Deddy. 2008. Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Ritzer, George. Teori – Teori Sosiologi Modern, edisi ketujuh, Jakarta: Kencana
Prenada Media Group, 2014
Ritzer, George. Teori – Teori Sosiologi Edisi Kedelapan, Dari Sosiologi
Klasik sampai Perkembangan Terakhir Teori Postmodern, Yogyakarta : Pustaka
Pelajar, 2012
0 comments:
Post a Comment