Thursday, June 25, 2015

Teori Interaksi Simbolik

Teori Interaksi Simbolik tidak bisa dilepaskan dari pemikiran George Herbert Mead (1863-1931). Mead lahir di Hadley, satu kota kecil di Massachusetts. Karir Mead berawal saat beliau menjadi seorang professor di kampus Oberlin, Ohio, kemudian Mead berpindah-pindah mengajar dari satu kampus ke kampus lain, sampai akhirnya saat beliau di undang untuk pindah dari Universitas Michigan ke Universitas Chicago oleh John Dewey. Di Chicago inilah Mead sebagai seseorang yang memiliki pemikiran yang original dan membuat catatan kontribusi kepada ilmu sosial dengan meluncurkan “the theoretical perspective” yang pada perkembangannya nanti menjadi cikal bakal “Teori Interaksi Simbolik”, dan sepanjang tahunnya, Mead dikenal sebagai ahli sosial psikologi untuk ilmu sosiologi.
Semasa hidupnya Mead memainkan peranan penting dalam membangun perspektif dari Mahzab Chicago, dimana memfokuskan dalam memahami suatu interaksi perilaku sosial. Mead tertarik pada interaksi, dimana isyarat non verbal dan makna dari suatu pesan verbal, akan mempengaruhi pikiran orang yang sedang berinteraksi. Dalam terminologi yang dipikirkan Mead, setiap isyarat non verbal (seperti body language, gerak fisik, baju, status, dll) dan pesan verbal (seperti kata-kata, suara, dll) yang dimaknai berdasarkan kesepakatan bersama oleh semua pihak yang terlibat dalam suatu interaksi merupakan satu bentuk simbol yang mempunyai arti yang sangat penting (a significant symbol).
Selain Mead, diantara tokoh lain yang mengembangkan teori interaksionis simbolik adalah John Dewey, Robert E. Park, William James, Charles Horton Cooley, Ernest Burgess, James Mark Baldwin Generasi setelah Mead merupakan awal perkembangan interaksi simbolik, dimana pada saat itu dasar pemikiran Mead terpecah menjadi dua Mahzab (School), dimana kedua mahzab tersebut berbeda dalam hal metodologi, yaitu (1) Mahzab Chicago (Chicago School) yang dipelopori oleh Herbert Blumer, dan (2) Mahzab Iowa (Iowa School) yang dipelopori oleh Manfred Kuhn dan Kimball Young.
Mahzab Chicago yang dipelopori oleh Herbert Blumer (pada tahun 1969 yang mencetuskan nama interaksi simbolik) dan mahasiswanya, Blumer melanjutkan penelitian yang telah dilakukan oleh Mead. Blumer melakukan pendekatan kualitatif, dimana menyakini bahwa studi tentang manusia tidak bisa disamakan dengan studi terhadap benda mati. Blumer beranggapan peneliti perlu meletakkan empatinya dengan pokok materi yang akan dikaji, berusaha memasuki pengalaman objek yang diteliti, dan berusaha untuk memahami nilai-nilai yang dimiliki dari tiap individu.
Orang-orang dibalik Munculnya Interaksi Simbolik Mead
1.       George Herbert Mead, sangat tekun mempelajari dan mendalami pemikiran dari Charles Darwin, meskipun dia bukan termasuk darwinisme sosial yang mana merupakan unsur paling penting dalam perspektif ilmu sosial, tetapi Mead sangat mengagumi konsep tentang evolusi Darwin karena konsep tersebut dianggap Mead sebagai petunjuk dengan menekankan pada proses, perubahan, ketidakstabilan dan perkembangan sebagai esensi dari sebuah kehidupan sosial. Mead menerima prinsip Darwin bahwa organisme terus menerus terlibat dalam usaha menyesuaikan diri dengan lingkungannya, dan lewat dari proses inilah karakter dari suatu organisme mengalami proses perubahan yang terus menerus atau dinamis.
2.       George Herbert Mead juga diilhami oleh para tokoh filsafat dan psikologi seperti William James dimana James adalah orang pertama yang mengembangkan konsep “self” diri secara jelas. Menurut James, manusia mempunyai kemampuan untuk melihat dirinya sebagai obyek dan dalam kemampuan itu, manusia bisa mengembangkan sikap dan perasaan terhadap dirinya sendiri. Ia juga dapat membentuk tanggapan terhadap perasaan dan sikap tersebut.
3.       John Dewey yang merupakan pendukung utama pragmatisme Mead. Dewey memusatkan perhatian pada proses penyesuaian manusia terhadap dunia. Keunikan manusia muncul dari proses penyesuaian diri dengan kondisi hidupnya. Dewey menegaskan bahwa yang unik dalam diri manusia adalah kemampuannya untuk berpikir. Konsep Dewey tentang pikiran sebagai suatu proses penyesuaian diri dengan lingkunganlah yang mempengaruhi Mead. George Herbert Mead terinspirasi dengan konsep dari dua filsuf tersebut dikarenakan Mead mempunyai intensitas kedekatan yang cukup sering dengan aliran psikologi khususnya behaviorisme. George Herbert Mead tidak memahami behaviorisme sekedar mereduksi hubungan sosial sebagai rumus stimulus dan respon, melainkan Mead menjelaskannya dalan konteks yang lebih luas dari pada itu.
4.       Selain itu, George Herbert Mead juga dipengaruhi oleh Max Weber dengan teorinya tentang Interaksi dan Tindakan.
Berdasarkan dari keseluruhan konsep serta hasil dari tokoh – tokoh tersebutlah George Herbert Mead dapat mengemukakan konsep tentang Interaksionisme Simbolik yang merupakan reduksi ulang serta pengembangan dari konsep konsep tersebut.
TEORI INTERAKSI SIMBOLIK GEORGE H. MEAD
Secara substantive, teori Mead setuju dengan keutamaan dan prioritas dunia sosial. Yakni, dari dunia sosiallah kesadaran, pikiran, diri dan seterusnya, muncul. Unit yang paling dasar didalam teori sosialnya ialah tindakan yang mencakup empat tahap yang berhubungan secara dialektis-impuls, persepsi, manipulasi dan penyelesaian. Suatu tindakan sosial meliputi dua atau lebih orang, dan mekanisme dasar tindakan sosial adalah gerak isyarat.[1] 
Interaksi simbolik ada karena ide-ide dasar dalam membentuk makna yang berasal dari pikiran manusia (Mind) mengenai diri (Self), dan hubungannya di tengah interaksi sosial, dan tujuan bertujuan akhir untuk memediasi, serta menginterpretasi makna di tengah masyarakat (Society) dimana individu tersebut menetap. Makna itu berasal dari interaksi, dan tidak ada cara lain untuk membentuk makna, selain dengan membangun hubungan dengan individu lain melalui interaksi.
Definisi singkat dari ke tiga ide dasar dari interaksi simbolik, antara lain:
1)      Pikiran (Mind) adalah kemampuan untuk menggunakan simbol yang mempunyai makna sosial yang sama, dimana tiap individu harus mengembangkan pikiran mereka melalui interaksi dengan individu lain.
2)      Diri (Self) adalah kemampuan untuk merefleksikan diri tiap individu dari penilaian sudut pandang atau pendapat orang lain, dan teori interaksionisme simbolis adalah salah satu cabang dalam teori sosiologi yang mengemukakan tentang diri sendiri (the-self) dan dunia luarnya, dan
3)      Masyarakat (Society) adalah jejaring hubungan sosial yang diciptakan, dibangun, dan dikonstruksikan oleh tiap individu ditengah masyarakat, dan tiap individu tersebut terlibat dalam perilaku yang mereka pilih secara aktif dan sukarela, yang pada akhirnya mengantarkan manusia dalam proses pengambilan peran di tengah masyarakatnya.
”Mind, Self and Society” merupakan karya George Harbert Mead yang paling terkenal dimana dalam buku tersebut memfokuskan pada tiga tema konsep dan asumsi yang dibutuhkan untuk menyusun diskusi mengenai teori interaksi simbolik.
Tiga tema konsep pemikiran George Herbert Mead yang mendasari interaksi simbolik antara lain:
  1. Pentingnya makna bagi perilaku manusia,
  2. Pentingnya konsep mengenai diri,
  3. Hubungan antara individu dengan masyarakat.
IMPLIKASI DALAM ILMU/TEORI
1.       Perspektif interaksional merupakan salah satu implikasi lain dari interaksi simbolik, dimana dalam mempelajari interaksi sosial yang ada perlu digunakan pendekatan tertentu, yang lebih kita kenal sebagai perspektif interaksional. Perspektif ini menekankan pada pendekatan untuk mempelajari lebih jauh dari interaksi sosial masyarakat, dan mengacu dari penggunaan simbol-simbol yang pada akhirnya akan dimaknai secara kesepakatan bersama oleh masyarakat dalam interaksi sosial mereka.
2.       Konstruksi sosial (Social construction) merupakan implikasi berikutnya dari interaksi simbolik yang merupakan buah karya Alfred Schutz, Peter Berger, dan Thomas Luckmann, dimana konstruksi sosial melihat individu yang melakukan proses komunikasi untuk menafsirkan peristiwa dan membagi penafsiran-penafsiran tersebut dengan orang lain, dan realitas dibangun secara sosial melalui komunikasi.
3.       Teori peran (Role Theory) merupakan implikasi selanjutnya dari interaksi simbolik menurut pandangan Mead. dimana, salah satu aktivitas paling penting yang dilakukan manusia setelah proses pemikiran (thought) adalah pengambilan peran (role taking). Teori peran menekankan pada kemampuan individu secara simbolik dalam menempatkan diri diantara individu lainnya ditengah interaksi sosial masyarakat. 
4.       Teori diri (Self theory) dalam sudut pandang konsep diri, merupakan bentuk kepedulian dari Ron HarrÄ›, dimana diri dikonstruksikan oleh sebuah teori pribadi (diri). Artinya, individu dalam belajar untuk memahami diri dengan menggunakan sebuah teori yang mendefinisikannya, sehingga pemikiran seseorang tentang diri sebagai person merupakan sebuah konsep yang diturunkan dari gagasan-gagasan tentang personhood yang diungkapkan melalui proses komunikasi.
5.       Teori dramatisme (Dramatism theory) merupakan implikasi yang terakhir yang akan dipaparkan oleh penulis, dimana teori dramatisme ini merupakan teori komunikasi yang dipengaruhi oleh interaksi simbolik, dan tokoh yang menggemukakan teori ini adalah Kenneth Burke (1968). Teori ini memfokuskan pada diri dalam suatu peristiwa yang ada dengan menggunakan simbol komunikasi. Dramatisme memandang manusia sebagai tokoh yang sedang memainkan peran mereka, dan proses komunikasi atau penggunaan pesan dianggap sebagai perilaku yang pada akhirnya membentuk cerita tertentu. 
KESIMPULAN
Sebenarnya untuk memahami teori simbolik yang dicetuskan oleh Mead secara sederhana kita bisa melihat masing-masing diri kita ketika berinteraksi dengan individu-individu lain. Sebagai manusia atau individu tidak bisa dilepaskan dari lingkungan yang juga dipenuhi dengan simbol-simbol. Baik ketika mengungkapkan kepada yang lain ataupun saat menerima simbol dari yang lain dalam bentuk verbal dan non verbal. Inilah yang dikatakan oleh Mead bahwa manusia berbeda dengan binatang, karena manusia mampu mengungkapkan simbol kepada yang lain secara unik.  
Self, Mind dan Sosiety adalah karya terbesar George Herbert Mead dalam melihat masyarakat dari sudut pandang interaksi. Mead mengungkapkan bahwa hal mendasar yang membedakan manusia dan binatang, adalah manusia mempunyai kemampuan berfikir sebelum merespon sesuatu. Kemampuan manusia untuk berfikir dibentuk melalui interaksi sosial, dan dari kondisi tersebut manusia dimampukan mempelajari arti dan makna simbol dari yang lain. Bahkan manusia mempunyai kemampuan untuk mengubah simbol yang mereka gunakan.
Ciri Khas dari teori interaksi simbolik ini adalah terletak pada penekanan manusia dalam proses saling menterjemahkan, dan saling mendefinisikan tindakannya, yang didasarkan pada pemahaman akan makna yang diberikan terhadap tindakan orang lain. Penggunaan terhadap simbol-simbol, pemahaman melalui interpretasi masing-masing individu memungkinkan masing-masing mencapai kesepakatan bersama.
Secara substansi, teori Mead setuju dengan keutamaan dam priorotas dunia sosial. Yakni, dari sosiallah kesadaran, pikiran diri, dan seterusnya muncul. Unit yang paling dasar didalam teori sosialnya ialah tindakan, yang mencakup empat tahap yang berhubungan secara dialektis-impuls, persepsi, manipulasi dan penyelesaian.

DAFTAR PUSTAKA 
Mulyana, Deddy. 2008. Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung: PT.  Remaja Rosdakarya.
Ritzer, George. Teori – Teori Sosiologi Modern, edisi ketujuh, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2014
Ritzer, George. Teori – Teori Sosiologi Edisi Kedelapan, Dari Sosiologi Klasik sampai Perkembangan Terakhir Teori Postmodern, Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2012


[1] Ritzer, George, Teori Sosiologi Edisi Kedelapan, Yogyakarta : Pustaka Pelajar 2012, Hal 660-661
Share:

0 comments:

Post a Comment

About